Selasa, 23 Desember 2014

Beauty Talk | Masalah Kulit Badan Yang Kering, Mandi Tanpa Sabun atau Pilih Sabun Natural??

Salah satu jenis kosmetik yang paling ribet kucari adalah sabun mandi. Rasanya jauh lebih susah dibanding nyari suami idaman *maaf para Jones :p

Disaat kulit wajahku berminyak, di beberapa area kulit seperti kaki dan tangan malah cenderung kering. Dan keringnya gak cuma sekedar kering, tapi kering yang bikin gatal. Jadi, memilih sabun pun harus hati-hati, mengingat aku pun sedikit malas mengoleskan pelembab di badan.

 





Sampai Baba pernah bilang gini,"Yaudah, pakai batu kali aja kayak orang dulu. Tinggal digosok-gosok doang..."

Hehehehe...

Tapi sekilas memang pernah baca di sebuah forum online yg menyinggung masalah mandi tanpa sabun. Iya, mandinya cuma pakai air aja. Hmm, gimana rasanya tuh??

Masuk akal juga ya, karena pembersih badan itu memang cenderung bikin kulit kering (apalagi yang kulitnya emang kering kaya eke). Kenapa:
  • Kalau pakai sabun biasa (sabun yg dalam pembuatannya pakai lye/soda), biasanya pH nya alkali, bisa di atas 7, sedangkan kulit kita pHnya 4-5. Nha, pH yang alkali ini lah yg membuat kulit jadi kering, karena acid mantle pelindung kulitnya terkikis
  • Kalau pakai sabun yang pembusanya pakai detergen (biasanya ada kandungan sodium laury/laureth sulfate), bisa bikin kering juga karena bahan tadi sifatnya iritan. Tapi, kalau kalian kulitnya gak bermasalah dengan bahan di atas, ya gak apa-apa.

Stelah itu, aku baca-baca lagi mengenai ide tersebut. Ternyata banyak yang sukses dan ada juga yang gatot karena gak tahan sama bau badan atau kulit kasar dan kusam. Aku baca juga dari blog blogger luar yang bertahun-tahun mandi tanpa sabun dengan berbagai alasan, dari alasan kesehatan sampai lingkungan, dan mereka masih ngeksis aja tuh :p

Oke fix, aku harus coba no-soap!! Tapi kalau sampoan sih tetep (i cant imagine my oily scalp skipping out on shampoo! Mau jadi apa rambutku??).

Oiya, dan tanpa Batu Kali :D

Water-Only Washing

Water-only washing ini hanya saat mandi ya, karena kalau sehari-hari aku tetap sering mencuci tangan dengan sabun/cairan antiseptik mengingat aku breaktifitas di tempat rentan infeksi.

Mandi tanpa sabun bisa kubilang ide yang bagus, karena bisa menahan acid mantle pelindung pH alami kulit kita yang sering tersapu oleh alkali sabun ataupun bahan iritan macam sulfat.

Awalnya aku memang menikmati semua ini, sebelum aku ingat kalau aku memang punya bakat kulit berminyak, jadi gak semuanya kering. Jadinya, setelah sekian lama mandi tanpa sabun, pada beberapa area seboroik di badanku mulai berontak. Iya, akhirnya aku sukses berkomedo dan berjerawat di beberapa area tersebut terutama di punggung dan dada.

Sekedar info, area seboroik/seborrheic adalah area di tubuh kita yang memilik banyak kelenjar minyak (glandula sebesea). Area tersebut meliputi kulit kepala, wajah, dada, pungung dan sela paha. Kalau yang kulit wajahnya berminyak, biasanya area seboroiknya juga memproduksi minyak berlebih.

Kalau di luar area seboroik, kulit punya kelenjar minyak yang sedikit. Makanya gak pernah denger kan betis yang ditap-tap oil paper gara-gara banjir minyak? Atau tangan jerawatan? Kalau ada yang mikir bisul, itu beda lagi. Bisul mah folikulitis/furunkel, bukan acne, hehe.

Kembali ke mandi cuma pake air.

Kalau ada yang mikir sama seperti Baba, kok orang kita dulu kulitnya tetep bagus meski hanya mandi dengan batu gosok? Jawabannya: mungkin saja orang dulu yang kelenjar minyaknya sangat aktif juga jerawatan, bisa jadi malah lebih parah. Acne kan udah ada dari jaman nabi, bukan penyakit baru kaya flu babi.

Kalau ada yang mikir, kenapa orang-orang ada yang survive menjalani no soap washing tanpa keluhan? Jawabannya, tipe kulitnya apa dulu? Kalau tipenya normal, jarang mandi aja gak akan ada masalah, paling jadi kusam. Kalau tipenya kulit kering, malah bagus lho mandi gak pake sabun. Area kulitku yang kering malah jadi bagus kalau gak sabunan.

Gara-gara ini lah aku sampai mikir, yaudah, sabunin area yang gampang berminyak aja deh, yang lain enggak. Tapi dipikir-pikir gak lucu. Tanggung, malah tambah ribet, hehe.

Oiya, beberapa orang mengeluhkan bau badan saat mencoba teknik mandi seperti ini, namun aku sendiri tidak mengalami hal serupa, biasa aja. Seberkeringat apapun badanku jarang mengelurkan aroma menyengat, makanya jarang juga pakai deo atau semacam bedak-bedakan. Yang bikin sebel hanya jerawat itu saja.

Emang salahku juga sih karena cuma sekedar ngikut tips/tren, tapi gak menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Lagipula, kalau memang no soap ini bagus dan cocok untuk semua orang, arkeolog gak akan menemukan sabun purba yang usianya setua Piramida Giza.

Maka, berakhirlah ritual mandi tanpa sabun, dan jerawat badan pun jauh berkurang. 

SABUN HOMEMADE-NATURAL-ORGANIC-EVEN WITHOUT DANGEROUS CHEMICAL INGREDIENTS-BALABALA

Aku udah coba aneka macam sabun. Jelas, sabun mandi jebolan Unilever, Kao, dll sudah lama kutinggalkan. Sabun-sabun yang agak mahal yang dijual di drugstore, belum pernah ada yang kucoba karena rata-rata masih menggunakan surfaktan atau pembusa yang murmer semacam SLS/SLES.

Kalau ada yang pernah baca ceritaku tentang sabun mandi di blog lamaku, mungkin kalian ingat aku sejak lama pakai Pigeon baby wash, sabun cair tanpa sulfat yang gampang dibeli dimana-mana. Sejauh ini, itu yang paling cocok. Tapi, seiring berjalannya usia, pengen juga pakai sabun yang wanginya enak-enak, kemasannya lucu-lucu dan bukan sabun bayi.

Intinya, aku masih butuh pembersih saat mandi, tapi pembersih seperti apa? Idealnya ya bebas SLS/SLES, gak terlampau alkali, ada pelembab ekstra dan mudah dicari (tapi plis lah jangan Pigeon lagi).

Dan, aktifitas jajan berbagai merk sabun sempat dimulai lagi...

Pertama, aku pilih merek yang klaimnya natural, blabla (seperti subjudul diatas). Biasanya sabun dengan cap natural dan semacamnya memang hadir tanpa surfaktan yang bersifat iritan untuk kulit. 

Tapi, aku rasa sabun natural juga gak sepenuhnya bagus. Kenapa? Karena sabun natural itu sebenarnya sabun kovensional atau sabun biasa Sabun konvensional itu komposisi utamanya lemak dan cairan soda (lye), nah soda ini sifatnya alkali dan bisa bikin kulit kering. Jadi, kalau kita cocok-cocok aja sama sabun 'jaman sekarang' yg pembusanya pakai surfaktan/detergen, ya pakai aja.

Awalnya aku takut-takut pakai sabun homemade. Tapi lagi-lagi kekuatan review dan testimoni sukses bikin aku berani untuk coba-coba. Yah seenggaknya gak mengandung SLES/SLS yang bikin kering PLUS menyumbat pori-pori.

Merk sabun yang pertama kali aku gunakan adalah Green Mommy Shop (GMS). Jauh sebelum aku pakai sabunnya, aku memang suka beli minyak-minyakan semacam carier oil dan essential oil di GMS, soalnya relatif murah.

Klaim produk ini hampir 100% natural plus organik, walaupun aku sendiri sebenarnya belum terlalu menaruh hati dengan produk organik yang dibuat homemade di Indonesia. Bukannya gak percaya, Tapi di sini, kosmetik organik belum memiliki semacam badan pengawas resmi yg memberikan sertifikat organik. Kalau pun mau sertifikasi, ya harus dari luar misalnya macam USDA organic atau EcoCert. Jadi, alangkah baiknya bila ada badan/lembaga yang mengawasi proses produksi, agar konsumen lebih merasa tenang.

Balik ke GMS.

Sabun GMS yang aku pakai adalah Cacao Soap (motifnya lucu, deh) dan Vege Soap. Awal mula dipakai langsung terasa kesat. Beberapa kali mandi pakai sabun Cacao ini, kulit malah tambah kering, kemudian dicoba di muka kulit malah ngelupas. Yang Vege pun mirip dengan sabun biasa, gak terlalu ngeringin kayak cacao tapi kulit tetap busik setelahnya.

Aku memutuskan gak mau lagi nyoba sabun GMS lagi, lanjut beli minyak-minyaknya aja, hehe.Tapi, mungkin aku juga yang keliru milihnya, harusnya aku pilih Castile Soap yang ada olive oilnya. Atau bisa jadi karena ini sabun natural, yang kualitas setiap batch nya mungkin tidak selalu sama dengan batch sebelumnya.

Btw, membuat sabun natural itu memang gampang, tapi cukup tricky meski pas pembuatannya udah pakai 'soap calculator' (google it). Kalau gagal bikin, bisa-bisa kulit kita seperti mandi sabun cuci.

Dulu, aku pernah bikin sabun batangan sendiri. Tapi, karena kandungan fat/minyak yang aku tambahkan kurang dari yang seharusnya (karena takut gagal) maka ya sama saja... aku bak pakai sabun cuci piring. Keset! Tapi, kalau basa/soda yang kita tambahkan kurang, sabun cenderung lembek. Pernah bikin yg kedua kali, sukses juga akhirnya. Tapi mau bikin lagi males, hehe. 


Sempet skeptis kan sama sabun-sabun natural gitu. Tapi lagi-lagi gak kapokan. Akhirnya nyari-nyari lagi rekomendasi sabun natural yg bagus. 

Merek selanjutnya yg kupakai yaitu The Bath Box (TBB). Merk ini mengusung produk natural dan organic juga, tapi TBB punya kemasan yang lebih caem dari GMS (kesannya lebih meyakinkan, haha).

Pertama yang aku beli Milk Tea. Walau sabun batang, ini gak ngeringin, tapi pas awal bilas emang agak sedikit kesat. Setidaknya, pengalaman pakai TBB jauh lebih baik dari sabun batangannya GMS. Aku pakai ini sampai habis.

Sabun TBB Milk tea, selain preservatives free, dia mengandung susu kambing organik. (Btw, setahuku, hampir semua kambing itu organic ya gak sih? Kan makannya cuma dedaunan liar, gak dikasih suntik ini itu dan bukan hewan yang biasa dimodifikasi genetik/GMO? Beda sama sapi. Thats why, daging kurban jarang ada yang gemuk.)

Untuk pilihan daging merah, aku lebih suka kambing, domba, dan semacamnya dibandingkan sapi. Dagingnya mungkin tidak seenak sapi, tapi lebih sehat. (sumber gambar)

Nah, susu kambing inilah yang membuat sabun ini lebih ramah untuk kulit meski dalam pembuatan sabun tetep pakai NaOH sebagai basa/soda. Kenapa? Konon, pH dari susu kambing itu relatif asam, mendekati pH alami kulit manusia, jadinya sabun tadi bisa dibilang pH nya balance.

Yah, someday, pengen nyoba sabun cairnya yang Goats Dont Lie, yang jadi best sellernya TBB itu. Mbeeekk... :3

FYI, sebenarnya produk cair yang gak pakai pengawet itu sungguh-sungguh riskan dengan kontaminasi. Nah, kalau pun ada produk cair yang non preservatif yang relatif lebih tahan lama, ya paling sabun cair atau shampo. Tapii... konsekuensinya sabun atau shampo tersebut harus punya kadar alkali yang relatif tinggi agar mikroorganisme ogah tumbuh, tapi kalau terlalu alkali ya kulit cepet kering. 

Makanya, buat produk-produk homemade yang tanpa pengawet macam ini, aku jarang beli yg ingredientsnya mencantumkan 'air'.

Kalau mau pilih produk homemade-natural/organic-no preservatives, aku sarankan beli yang anhydrous, yaitu yang gak ada kandungan airnya. Kenapa? Karena tanpa air = tidak ada kehidupan. Termasuk jasad renik.

Yg anhydrous tuh contohnya apa? Misalnya, aneka minyak,  lip balm, body balm, masker bubuk, scrub bubuk dan sabun batangan (karena kandungan airnya menguap. Ya, kecuali kalau udah kena air, cepat habiskan). Untuk body butter rata-rata anhydrous, kecuali merek Utama Spice (natural cosmetics yang aku suka dari dulu).

Kembali lagi ke sabun natural dkk.

Seneng deh nyoba-nyoba sabun gini, Tapi, yang bikin segan, aku harus beli secara online. Lebih suka lihat, beli dan langsung pakai. 

Akhirnya, aku coba-coba Original Source yg lebih mudah didapat. Yang natural memang hanya fragrancenya aja, dan dia masih pakai SLES sebagai pembusa. Akhirnya, nyoba yang botolan kecil dulu, takut gak cocok. Eh bener deh, kulit kering habis pakai Original Source dan terlalu lengket selepas dibilas, padahal merek ini merupakan produk animal cruelty free dan vegan friendly, ditambah wangi pepermint nya jos banget.

Sempet lihat merk Oleum yang non SLES/SLS plus dikasih aneka minyak-minyakan, tapi mengandung collagen. Semenjak addict sama halal cosmetics, jadinya agak hati-hati sama kandungan syubhat.

Masih agak takut coba sabun-sabun homemade merk lain. Tapi, aku mungkin bakal nyobain TBB yg Goats Dont Lie aja deh, apalagi itu sabun cair, kayaknya bakal cocok. Padahal, kita lagi kebanjiran homemade soapmaker lokal, lho. Misalnya Sensatia, Skin junkie, Bali Alus dll yang bikin laper mata mau coba-coba.

Okelah segitu saja.

Akhirnya, sekarang balik lagi ke Pigeon, kadang-kadang nerapin no-soap juga, terutama saat mandi pagi (kan kalau pagi-pagi badan masih bersih).

UPDATE: Akhirnya sekarang pakai Moayu Bath Gel (Halal certified + non SLS/SLES :) :) )

Beauty Talk | Masalah Kulit Badan Yang Kering, Mandi Tanpa Sabun atau Pilih Sabun Natural?? Rating: 4.5 Diposkan Oleh: sa

0 komentar:

Posting Komentar